Dua bulan terakhir rakyat Indonesia
dihadapkan dengan kondisi keterpurukan rupiah terhadap dolar AS. Kondisi
rupiah terhadap dollar AS sedang tidak stabil. Tertanggal 16 September 2015,
nilai tukar rupiah ditutup di kisaran 14.450 per dolar AS dan kemudian menjadi
sebuah ancaman untuk perekonomian Indonesia. Kondisi melemahnya perekonomian
Indonesia yang disebabkan terpuruknya rupiah ini kemudian menjadi sebuah bom
waktu untuk rakyat Indonesia.
Betapa tidak, melemahnya perekonomian
Indonesia menjadi sebuah ancaman nyata untuk nasib rakyat. Perlu dianalis lebih
lanjut rakyat mana yang sebenarnya akan mendapatkan ancaman langsung dari
terpuruknya rupiah terhadap dolar AS. Jika diklasifikasikan secara sederhana,
rakyat terbagi menjadi rakyat kelas atas, menengah, dan bawah. Maka, yang akan
mendapatkan ancaman langsung tersebut adalah rakyat di semua kelas.
Terpuruknya rupiah terhadap dolar AS
membuat rakyat semakin teraniaya. Teraniayanya rakyat disebabkan meningginya
harga kebutuhan primer dan sekunder. Untuk kebutuhan sekunder, rakyat dapat
menghentikan sementara ketergantungannya sebagai solusi. Namun jika berbicara
tentang kebutuhan primer seperti bahan pangan, pendidikan dan kesehatan, rakyat
tidak mampu berbuat banyak dalam menentukan solusinya. Hal ini dikarenakan
kebutuhan primer tidak bisa dihentikan ketergantungannya.
Harga kebutuhan primer yang melonjak
tinggi ini disebabkan hal yang sistematis. Dimulai dari masalah produksi
berbagai industri yang terkait, industri membutuhkan bahan baku dalam proses
produksinya. Semisalnya industri tempe, dewasa ini Indonesia masih
mengimpor kedelai untuk kebutuhan bahan baku. Harga kedelai yang diimpor oleh
Indonesia mengikuti harga dolar AS. Semakin tinggi nilai dolar AS maka akan
membuat harga kedelai juga semakin tinggi. Untuk menghindarkan
kerugian, maka pelaku industri tempe akan menaikkan harga tempe di pasaran atau
mengurangi hasil produksi. Dengan menaikkan harga tempe akan berdampak langsung
dalam kebutuhan pangan rakyat dan dengan mengurangi hasil produksi akan berdampak
terhadap pengurangan tenaga kerja serta gulung tikar karena tidak mampu membeli
bahan baku. Tempe adalah salah satu contoh terkecil dan termurah dari kebutuhan
primer rakyat. Semakin tinggi nilai suatu kebutuhan primer maka akan membuat
dampak yang disebabkan semakin besar. Dari hal sistematis ini sudah cukup
membuktikan ancaman dari melemahnya rupiah terhadap dolar AS memberikan dampak
buruk kepada rakyat di semua kelas.
Masalah sistematis dari kebutuhan primer
ini tidak mampu diselesaikan oleh rakyat. Pemerintah berperan penting dalam
menyelesaikan permasalahan sistematis dan strategis negaranya, terlebih pada
masalah yang menyangkut persoalan ekonomi. Kondisi keterpurukan rupiah terhadap
dolar AS yang kemudian menimbulkan ancaman untuk perekonomian rakyatnya ini
harus segera diselesaikan pemerintah. Sebab, rakyat butuh kesejahteraan dan
tidak akan mungkin terwujud jika perekonomian rakyatnya terancam.
Simbol kesejahteraan rakyat di sebuah
negara diindikatori oleh keadaan perekonomiannya. Maka sesuai dengan pasal 34
UUD 1945 yang menjelaskan tentang kesejahteraan rakyat, pemerintah berkewajiban
penuh menyelamatkan keadaan perekonomian nasional yang sedang terpuruk ini.
Pemerintah dipaksa menentukan langkah-langkah strategis dan taktis untuk memperbaiki
keadaan tersebut. Dengan dasar ini, pemerintah menjadi pelaku utama dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Rakyat memandatkan urusan strategis negara
kepada pemerintah. Rakyat memilih pemerintah untuk mewakili mereka dalam
meyelesaikan permasalahan negara. Banyak rakyat yang paham bahwa melemahnya
rupiah disebabkan kondisi ekonomi internasional. Rakyat juga paham bahwa banyak
mafia dibalik meningginya harga kebutuhan pokok di Indonesia. Rakyat butuh aksi
dan kerja nyata pemerintah dalam menyelesaikan segala permasalahan yang ada di
Indonesia, terutama permasalahan ekonomi yang sedang menerpa Indonesia. Rakyat
butuh aksi dan kerja nyata pemerintah dalam menyelesaikan masalah strategis,
bukan hanya sekedar tampil di televisi dan menyampaikan keluhan kepada
rakyatnya.
Pemerintah sempat mengeluarkan paket
kebijakan ekonomi sebagai upaya untuk menyelamatkan rupiah pada awal September
lalu. Tiga paket kebijakan tersebut adalah pertama, mendorong daya saing
industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, penegakan hukum dan
peningkatan kepastian usaha. Poin kedua dalam paket kebijakan yaitu
mempercepat implementasi proyek strategis nasional dengan menghilangkan
hambatan yang ada, menyederhanakan izin, mempercepat pengadaan barang serta
memperkuat peran kepala daerah untuk mendukung program strategis itu.Ketiga,
pemerintah akan meningkatkan investasi di sektor properti.
Namun, jika dilihat dari paket tersebut,
dinilai tidak menguntungkan untuk rakyat kecil, terkhusus ekonomi kerakyatan.
Dari ketiga poin tersebut hanya akan menguntungkan perekonomian rakyat kelas
atas, bahkan menguntungkan banyak pihak asing. Sebab banyak industi dan
investasi di sektor properti dikuasi oleh investor asing. Dilihat dari dampak
keterpurukan rupiah yang telah dipaprkan di atas, rakyat kecil tervonis menjadi
pihak paling menderita. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa pemerintah seakan
melupakan perekonomian rakyat kecil dan hanya ingin menyelamatkan perekonomian
rakyat kelas atas dan investor asing. Pemerintah adalah kumpulan orang-orang
yang pintar dan bukan hal yang sulit bagi mereka untuk merumuskan langkah apa
yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian rakyat kecil.
Bagaikan dayung bersambut, mayoritas media
elektronik dan media cetak ikut memperparah keadaan dengan melupakan masalah
anjloknya rupiah. Media termasuk pihak yang mampu menekan pemerintah untuk
bekerja maksimal demi kemaslahatan rakyatnya. Namun dengan intensitas
pemberitaan yang berkurang tentang anjloknya rupiah menimbulkan asumsi bahwa media
tidak sedang berada di pihak rakyat kecil.
Namun sebagai bangsa yang besar, rakyat
Indonesia harus mengambil pelajaran dibalik permasalahan yang didera
Indonesia. Pemerintah dan media pun harus diperingatkan betapa
menderitanya rakyat kecil karena keadaan ini. Sudah saatnya rakyat
berhenti bersikap apatis terhadap perkembangan nasional. Ketika rakyat sudah
peduli terhadap perkembangan nasional, maka solidaritas sosial akan tumbuh
sebagai pengikat. Solidaritas sosial yang tumbuh dengan baik akan membantu
pemerintah dalam membangkitkan kesejahteraan rakyatnya dan mengatasi segala
permasalahan yang didera Indonesia.
Posting Komentar