Oleh Krisna Savindo

Phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk menjauhi sesuatu yang ditakuti. Perbedaan  antara phobia dan rasa takut biasa adalah hal yang ditakuti sebenarnya tidak menyeramkan untuk sebagain besar orang. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang tidak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis (definisikata.com)


Marak pemberitaan tentang gerakan Islam dan terorisme saat ini dapat memunculkan ketakutan dan kekhawatiran. Pada tahun 2009 sampai 2010 hal ini juga pernah menjadi kekhawatiran akan aliran aliran islam yang dianggap sesat. Terjadinya phobia tersebut dikarenakan dalam pemberitaan yang disaksikan oleh masyarakat hanya berupa pemberitaan tanpa ada kajian penjelasan untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat.

Ketakutan serta kekhawatiran yang muncul yaitu ketakutan pada Islam. Mulamya phobia Islam tentunya lebih dulu dirasakan oleh masyarakat yang berbeda kepercayaannya, muncul pada masyarakat berkepercayaan lain yang memiliki stigma negative kepada Islam, memandang bahwa Islam adalah ajaran yang identik dengan kekerasan, banyak faktor yang memunculkan stigma tersebut, namun semaraknya pemberitaan yang disampaikan kepada seluruh  masyarakat terkhusus masyarakat Islam, dengan informasi yang belum jelas menyebabkan Masyarakat Islam juga ikut Phobia kepada Islam secara khusus, sehingga memunculkan kekhawatiran-kekhawatiran yang melahirkan sikap-sikap yang menghindari mempelajari Islam lebih dalam secara kaffah, sikap curiga terhadap suatu aktifitas yang berkenaan dengan agama, sehingga masyarakat yang seperti itu akan mempengaruhi dan melarang keluarganya untuk mengikuti pengajian dan pendidikan-pendidikan yang berkaitan dengan islam, dan banyak lagi sikap-sikap yang akan muncul, seperti mengatakan sesat, kafir dan lainnya, yang nantinya dapat mengakibatkan perpecahan.

Ketakutan serta kekhawatiran akan perpecahanpun sudah terjadi jauh saat Islam belum masuk ke Indonesia. pada tulisan ini secara garis besar saya akan menyinggung kelompok-kelompok dalam Islam tanpa menyalahkan antara kelompok yang satu dan lainnya, baik yang sering didengar maupun tidak, sebab tujuan awal dituliskan hal ini untuk mengambil jalan tengah dalam menyikapi phobia Islam yang diakibatkan oleh munculnya kelompok-kelompok aliran dalam Islam.

Yang sering terdengar, dalam Islam sendiri ada dua kelompok islam yaitu : Sunni dan Syi’ah, meskipun sejak SMP hingga SMA yang  saya tempuh di Pondok Pesantren Modren berbasis KMI di Tanah Datar, Sumatera Barat, belum pernah mendengar sebutan kelompok tersebut. Namun  ketika berada di perguruan tinggi yang didalamnya terdapat beraneka ragam macam organisasi, yang masing-masing memiliki ciri khas, dan adanya kencendrungan pembahasan dalam setiap diskusi-diskusi yang dilakukan organisasi tersebut membantu saya sebagai mahasiswa untuk terus belajar lagi.

Antara Sunni dan Syiah masing-masing memang membingungkan, apa lagi disaat kondisi dimana era pemberitaan serta informasi sangat mudah didapat dan diakses. Umumnya Sunni menyatakan Syi’ah itu sesat, dan begitu pula sebaliknya, hal ini terjadi jika kita melihat sebagai orang awam yang hanya menerima informasi yang dihidangkan tanpa mau mecari tau lebih dalam pada keduanya. Dalam perspektif lain, masing masing antara keduanya juga saling menganggap saudara, dan juga keduanya tetap bepedoman kepada Al-Quran dan Sunnah. Untuk mengenal secara umum atara keduanya tanpa harus membahas lebih dalam sama halnya seperti antara dua orang saudara kembar, walaupun hampir sama, tetapla ada bagian yang tidak sama diantara keduanya dan masing masing memiliki unsur yang keduanya juga memiliki kesamaan dapat  kita perhatikan melalui mazahab-mazhap yang kelompok tersebut mengikuti dan menerapkan mazhab tersebut dalam kehidupan sehari hari untuk menjawab proses  bersyariat dan hal-hal lainnya.

Pertanyaan yang akan muncul setelah mengetahui hal tersebut adalah: apa itu Mazhab?. Mazhab (bahasa Arab: مذهب, madzhab) adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.(Wikipedia.org)

Kedua kelompok ini telah memilih mazhab sebagai metode jalan yang dilalui, yang mana mazhab tersebut muncul dari pemikiran serta penelitian yang datang dari pendekatan masalah yang ada dari sosial serta budaya daerah tersebut. pemeikiran dan penelitian dilakukan oleh orang-orang yang tentunya paham dengan ajaran Islam serta sosial budayanya, yang menghasilkan sesuatu yang sering kita dengar dengan Ijmak, mereka yang punya ilmu tentang ajaran Islam dan memang diakui pengetahuannya mereka di sebut Ulama, yang berasal dari kata Ilmun, sehingga disebutlah Ijmak Ulama, hal ini bukan lah sesuatu yang salah sebab dalam Al-Quran juga sudah disampaikan apa bila ada diantara kita yang tidak mengerti kembalikanlah kepada Allah, Al-Quran, Rasul serta Ulil Amri sebagai orang yang memahami Ilmu. Pada Umumnya ciri-ciri antara Sunni dan Syiah banyak menganggap hal tersebut sebagi perbedaan, namu apabila kita mencoba mengambil sudut pandang diluar dari kedua kelompok tersebut, justru perbedaan itulah yang menjadi persamaan diantara kedua kelompok tersebut.


Untuk sementara usaha untuk membuat diri dapat menenangkan hati dari kegelisah atas banyaknya konflik kafir mengkafirkan, meradikalkan yang diidentikan dengan terorisme. Harus kita sadari bahwa terjadinya konflik-konflik antara kelompok tersebut, tidak dilakukan oleh mereka yang menjadi tokoh-tokoh dari kedua kelompok tersebut, mereka yang menjadi tokoh sejatinya paham posisi masing-masing sebagai orang yang mengerti dan paham, sehingga para tokoh tidak melakukan bentrok yang mengakibatkan perpecahan. Tanpa kita sadari pula, perpecahan yang terjadi antara kedua kelompok cendrung berada pada ranah politik, ekonomi yang mengorbankan banyak masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan terhadap konflik yang melibatkan masyarakat tersebut.


Jika para pembaca ingin mengetahui lebih lanjut, banyak ragam yang terjadi dan banyak kelompok lain lagi yang muncul dari kedua kelompok tersebut, baik kemunculan kelompok tersebut murni bagian dari keduanya ataupun ada orang-orang yang memanfaatkannya, sehingga munculnya gerakan-gerakan yang sering disebut dengan gerakan radikalisme, yang saat ini di Judge atau diidentikkan denga teroris. Apakah hal tersebut benar atau tidak? Atau ada sudut pandang lain?. Saya akan membahasnya pada bagian kedua tulisan ini.

Posting Komentar

 
Top