Indonesia sejatinya terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang dahulunya masing masing memiliki kebudayaan yang terbangun sejak dulu kala, salah satu diantara sekian banyak faktor yang membentuk keberagaman budaya-budaya yang beraneka ragam tersebut adalah teritorial serta letak geografis yang bermacam potensinya. Hal itu dapat dilihat dengan jelas dari Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang sebagian besar dari seluruh luas Indonesia berupa perairan. Karena itu Indonesia memiliki potensi laut yang besar meliputi sumber daya hayati, mineral, dan energi. Dengan potensi laut tersebut maka kita dapat memanfaatkannya untuk berbagai macam keperluan rekreasi dan penyelidikan ilmiah kelautan dan banyak lagi uraian potensi. Salah satu dari nilai estetika, potensi laut Indonesia adalah keindahan kehidupan bawah laut itu sendiri.
Perlu kita sadarai bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km. Laut Indonesia terbagi atas 2,3 juta Km2 perairan kepulauan/ laut nusantara, 0.8 juta Km2 perairan teritorial dan 2,7 juta Km2 kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)(Dishidros TNI AL, 1987). Selain itu, didalam perairan Indonesia terdapat beraneka ragam keindahan alam dan hasil laut. yang lebih banyak lagi sumber daya potensial sebagai modal dalam pembangunan nasional untuk kepentingan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sendiri.
Indonesia juga sebagai salah satu negara terpenting yang selalu diperhatikan dunia, dikarenakan Indonesia menyimpan keanekaragaman laut tertinggi di dunia. Dalam dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai Negara bahari yang memiliki potensi wisata bahari yang sulit dijumpai di negara-negara lain, baik berupa wisata pantai dengan panorama yang indah ataupun dunia bawah laut dengan panorama taman lautnya yang menakjubkan. Potensi alam dan kekayan alam Indonesia saat ini, terutama potensi perairan baik itu perairan air maupun perairan tawar belum tertangani dengan baik dan optimal, sehubungan dengan status negara kita sebagai kita negara bahari.
Dalam hal pengelolaan bahari dalam ruanglingkup wisata saja disampaikan marketers bahwa Potensi laut Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Sayangnya, pengembangan potensi wisata bahari ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta belakangan ini. Menurutnya, baru sekitar 10% potensi wisata bahari yang dikembangkan Bagi Arief, potensi wisata bahari di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga wiilayah, yakni pantai, marine, dan submarine. Wisata pantai masih menjadi yang paling banyak diminati oleh kalangan. Porsinya mencapai 60%. Sementara, wisata marine seperti yatch dan cruise yang menempati porsi 30%. Sisanya merupakan olahraga submarine, seperti diving dan snorkeling.
Selain dari bidang wisata bahari banyak lagi pilar yang dapat di manfaatkan untuk menunjang perekonomian Indonesia sendiri mulai dari budidaya, perikanan, penangkaran, tambang, pengembangan teknologi dan energi dan banyak lagi yang belum kita ketahui. Dari sekian banyak potensi yang belum terjamah oleh pemerintah ataupun masyarakat bukan karena ketidak tahuan akan potensi-potensi yang ada, hanya saja kegamangan yang disebabkan oleh kurangnya keilmuan yang mendalam oleh sumberdaya manusia yang dimiliki indonesia.
Kelemahan dari pengetahuan sumberdaya manusia tersebut sudah disadari oleh kementrian riset dan teknologi yang telah melakukan banyak riset yang dikembangkan untuk mendukung industri kelautan. Sejak saat itu makin disadari betapa perlunya mengembangkan industri kelautan berbasis pengetahuan. Pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan adalah suatu upaya meningkatkan daya saing, produktivitas, dan pertumbuhan dengan memanfaatkan riset, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan setidaknya memiliki empat pilar penopang. Pertama, sistem pendidikan yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan riset dan ilmu pengetahuan secara luas. Kedua, sistem inovasi yang memungkinkan periset/ peneliti bertemu dengan pebisnis mengembangkan hasil-hasil risetnya dalam bentuk komersial. Ketiga, sistem informasi nirkabel yang maju memungkinkan banyak pihak dapat mengakses informasi dan mengembangkannya. Dan keempat, adanya kerangka kelembagaan dan ekonomi yang menjamin kemantapan makroekonomi, persaingan, dan lingkungan.
Menyedari hal tersebut pemerintah dan masyarakat seharusnya sudah dapat memikirkan langkah langkah taktis untuk dapat melakukan percepatan-percepatan untuk mampu menyentuh aspek-aspek dalam pemanfaatan potensi yang berlimpah-ruah dari Negeri Indonesia untuk rakyat Indonesia, agar sekiranya seluruh kekayaan negara mampu dikelala dan diperuntukkan untuk rakyat demi kemajuan bangsa.
Posting Komentar