Manusia Cita

Negeri Van Oranje

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo3tgxYo6wFv3RQoopbIrPTQB168Y5s6d4GKbU58m12suz86Nkf7fjWI8IF2NV_V-wbCAB-Q3IxPytfunGV9taAF6-8c5wg9B19PHZ8QUOjswsuICErSuHIssz_axtV7o8BtrW9Uy28CI/s1600/NVO.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo3tgxYo6wFv3RQoopbIrPTQB168Y5s6d4GKbU58m12suz86Nkf7fjWI8IF2NV_V-wbCAB-Q3IxPytfunGV9taAF6-8c5wg9B19PHZ8QUOjswsuICErSuHIssz_axtV7o8BtrW9Uy28CI/s400/NVO.jpg" width="278" /></a></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jenis Film   : Drama Adventure</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Produser    : Frederica</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sutradara   : Endri Pelita Dharma Kesuma</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Penulis       : Adept Widiarsa, Titien</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">                   Watimenna, Raden Wahyu </span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">                   Ninggrat</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Produksi     : Falcon Pictures</span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemeran :</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Arifin Putra Sebagai Banjar</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Chicco Jerikho sebagi Geri</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tatjana Saphira sebagai Lintang</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Abimana Aryasatya sebagai Wicak</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ge Pamungkas sebagai Daus.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lainnya : Arne Luiting, Robin Hagens, Agung Adijana, Raoul Wijsma, Herman Winterberg.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sinopsis</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bercerita tentang lima orang mahasiswa asal Indonesia yang menimba ilmu di Belanda. Mereka adalah Lintang (Tatnaja Saphira), Banjar (Arifin Putra), Wicak (Abimana Aryasastya), Daus (Ge Pamungkas), dan Geri (Chicco Jerikho). Seluruhnya merupakan mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengejar Studinya di Belanda.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Mereka secara tak terduga saling bertemu dan bersahabat. Sejak bersahabat, kelimanya mulai berbagi tawa dan juga kepedihan bersama-sama. Masalah kemudain muncul ketika keempat sahabat itu mulai memperebutkan Lintang. pada saat yang sama, hubungan Lintang dengan pacar Belanda-nya terancam bubar, karena dia juga mearuh perasaan kepada salah satu temannya. Persahabatan berubah menjadi rumut dan hubungan mereka diuji.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/GuSL8Yca3TY/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/GuSL8Yca3TY?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ulasan</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Film ini sangat berwarna, hal tersebut diisi melalui karakter-karakter yang berbeda diantara kelima sahabat ini, cerita para pelajar Indonesia yang menlanjutkan pendidikannya di Negeri kincir angin ini juga sangat menarik dengan masing-masing konsentrasi yang berbeda di Universitas yang berbeda, sehingga mereka menjalani persahabatan yang harus dipisahkan oleh kota yang berbeda, namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk menjaga persahabatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lima sahabat yang diantaranya ada satu perempuan tentulah sulit menghindari akan kehadiran cinta dikehidupan mereka, tanpa harus menyatakan diantara empat laki-laki yang bersahabat tersebut sudah saling mengetahui bahwa mereka juga menaru hati pada sahabatnya lintang. Namun ada yang berani menunjukkan sikapnya ada pula yang tidak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam film ini masing-masing memiliki peran yang penting, namun ada dimana situasi Lintang diposisikan sebagai orang penentu sebagai pihak yang harus memilih, disini akan tampak bagai mana seorang lintang menilai sahabat-sahabatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Film ini sebaiknya wajib ditonton bagi mereka yang punya semangat dan cita-cita melanjutkan pendidikannya ke Benua Eropa, banyak hal-hal yang menjadi informasi baik dari segi budaya, sosial, serta pengalaman pengalaman bertahan hidup di Negeri orang. Film ini juga dapan membangkitkan motivasi para pemuda untuk belajar setinggi-tingginya.</span></div>

Negeri Van Oranje

Jenis Film : Drama Adventure Produser : Frederica Sutradara : Endri Pelita Dharma Kesuma Penulis : Adept Widiarsa, Titien ...

Baca selengkapnya »

Mitos Entrepreneur : 11 Mitos Yang Tidak Sepenuhnya Benar

<br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9uzCZexzMv5-hLfvABysbJ6u8h9PPWw-Y3OYD3p4Lkv8c1pODuxzcHfefla0on2lIKqmBQCyJokzMZ3wfYw4ZvI4LUf7wnCvX9VP6SbSZUHUlPL3kr-cP2aY6oW1ZrWqqtd2ZK-gC7K8/s1600/entrepreneurshipbnr-2+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9uzCZexzMv5-hLfvABysbJ6u8h9PPWw-Y3OYD3p4Lkv8c1pODuxzcHfefla0on2lIKqmBQCyJokzMZ3wfYw4ZvI4LUf7wnCvX9VP6SbSZUHUlPL3kr-cP2aY6oW1ZrWqqtd2ZK-gC7K8/s400/entrepreneurshipbnr-2+copy.jpg" width="390" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oleh Krisna Savindo</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Progres pengembangan menciptakan Wirausawan Muda sampai saat ini terus berjalan, usaha dan upaya pergerakan dilakukan pada berbagai aspek, meski belum tergolong maksimal dilihat dari pencapaian hingga saat ini yang belum memenuhi target, namun persiap-persiapan efek bola salju tengah diupayakan. Kemunculan ragam kategori deskripsi dari maca bentuk dari kewirausaahan yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya tentang </span><a href="http://manusiacita.blogspot.co.id/2015/12/memahami-entrepreneur-pada-substansi.html" style="font-family: Verdana, sans-serif;" target="_blank">Memahami Entrepreneur Pada Substansi Yang Lebih Luas</a><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> sebagai bukti bahwa hari ini pergerakan semangat </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif;">Entrepreneur terus mengalir.</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebelum membahas satu persatu tentang jenis-jenis <em>entrepreneur </em>tersebut perlu adanya pembahasan tentang mitos mitos <em>entrepreneur </em>yang kerab membeku dipikiran masyarakat luas, sehingga berakibat pada adanya gangguan mental untuk memulai menjadi seorang wirausahawan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos paling mendasar yang banyak ditemukan pada masyarakat Indonesia adalah tentatang anggapan bahwa Entrepreneurship merupakan sebuah bakat genetis, bukan sebuah bidang ilmu ilmiah yang dapat dipelajari. Hal ini pernah dibanta oleh Ciputra yang dialami sendiri pada dirinya, ia mengatakan bahwa semua orang dapat mempelajari </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif;">entrepreneur </em><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">dan dapat pula menjadi </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif;">entrepreneur, </em><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">tinggal tekad, kemauan dan kerja keras yang dapat mewujudkannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak berhenti pada mitos itu saja, secara luas lagi sebenarnya banyak mitos-mitos yang berkembang ditemui dan hal tersebut tidak hanya di Indonesia saja, mitos lainnya juga banyak dijumpai di Negara lain. </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menurut yang pernah dipaparkan ole Donald F. Kuratko ada sekitar 10 mitos yang popular pada masyarakat Dunia antara lain :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 1. <em>Entrepreneur</em> Adalah Seorang Pelaku Bukan Pemikir</b></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; text-align: justify;">Salama batasan kasus tertentu dapat dilihat bahwa </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif; text-align: justify;">entrpreneur </em><span style="font-family: Verdana, sans-serif; text-align: justify;">memiliki kecendrungan orientasi pada tindakan, namun meraka tidak lepas dari situasi berfikir, berfikir sistematis dalam merencanakan tindakan itu sendiri, maka masing-masing peran juga bagian dari </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif; text-align: justify;">entrepreneur.</em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em><b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></em>
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Mitos 2. </i><em style="font-style: italic;">Entrepreneur </em>Dilahirkan Bukan Diciptakan</b><em></em></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Anggapan bahwa tabiat, sifat, kepribadian </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif;">Entrepreneur </em><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">tidak dapat dipelajari dan di ajarkan, kebab mereka yang memiliki bakat pembawaan lahir. Hal ini telah dibantahkan dengan adanya paparan bakat seorang </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif;">entrpreneur</em><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> yang antara lain mencakup ke-agresif-an, inisiatif, motivasi, kemauan mengambil resiko, analitik serta kemampuan </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif;">human relation</em><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">. Dengan adanya penjelasan  perihal bakat tersebut, banyak pendekatan-pendekatan serta study kasusus yang dapat dikaji untuk menguraikan karakteristik tersebut, sehingga hal ini secara tidak langsung menjadi pernyataan bahawa entrepreneur menjadi suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari oleh orang banyak termasuk kamu.</span><em></em></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 3. <em>Entrepreneur </em>Mereka Adalah Penemu (Inventors)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">pemikiran dari mitos ini diakibatkan oleh kurang dipahaminya visi tersembunyi dari <em>entrepreneur</em><em>. </em>Walaupun dalam keadaan tertentu penemu dapat menjadi sekaligus <em>entrepreneur</em><em>. </em>Namun banyak kasus  yang dapat kamu lihat tentang sorang <em>entrepreneur yang </em>bukan dari seorang penemu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 4. <em>Entrepreneur </em>Adalah Orang Yang Canggung Dalam Akademis Maupun Masyarakat</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos ini memang kerab menjadi inspirasi banyak orang, namun hal ini tidak sepenuhnya benar, perlu kamu ketahui terjadinya hal ini karana kondisi dari masyarakat serta sekolah-sekolah kita yang masih belum siap menerima bakat <em>entrepreneurship </em>yang ada pada diri seseorang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 5. <em>Entrepreneur </em>Harus Sesuai dyngan persyaratan yang menjadi kriterianya</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Benar bahwa ada kriteria tertentu dari <em>entrepreneur, </em>namun hal ini tidak lantas membuat kamu urung diri untuk menjadi seorang <em>entrepreneur </em>dikarnakan ada diantara kriteria tersebut yang belum kamu miliki. Sebenarnya kriteria tersebut akan mampu terkondisikan saat kamu menjadi <em>entrepreneur.</em></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<em></em></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="display: inline !important;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 6. Uang Menjadi Suatu Yang Mutlak Diperlukan</b></div>
<em>
</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Anggapan setiap bisnis membutuhkan uang untuk berjalan tidak dapat dibantah. Tetapi saat kamu menganggap ada tidak adanya uang atau banyak sedikitnya uang sebagai satu-satunya faktor menentukan kesuksesan, maka kamu harus mengubah pola pikir kamu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 7. Perlu Memiliki Nasib Baik Menjadi <em>Entrepreneur</em></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Anggapan dalam mitos ini bukan menjadi sesuatu yang datang dengan sendirinya atau menjadi sebuah kebetulan tanpa adanya kerja yang baik. Yang harus kamu ketahui keberuntungan itu harus dibangun dengan cara membangun kesiapan diri sebelum peluang emas itu datang. Melakukan perencanaan, menetapkan tujuan serta keinginan, meningkatkan pengetahuan, melakukan inovasi merupakan dari proses pengkondisian dari keberuntungan itu. Intinya <em>entrepreneur </em>adalah yang terus menerus waspada dan belamra untuk merespon lingungan agar sesuai dengan keinginannya sendiri dengan keinginan masyarakat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 8: <em>Entrepreneurship </em>Tidak Memiliki Tatanan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika dilihat sekilas beberapa <em>entrepreneur </em>muda tidak tampak banyak persoalan dalam mengelola bisnisnya, hal ini cendrung dianggap seorang <em>entrepreneur </em>tidak harus banyak mengatur bisnisnya. Sebenarnya masing-masing seorang <em>entrepreneur </em>memiliki sistemnya sendiri, dimana sistema tersebut sulit dipahami orang, hal ini dipicu oleh sistem berpikir mereka yang unik dan tidak banyak dipahami orang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 9: Mayoritas Dari Usaha Baru Pasti Gagal</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Banyaknya <em>entrepreneur </em>ditengah jalan membangun kesuksesannya sudah jatu dahulu. Kegagalan itu sangat sering dialami diberbagi aspek manapun tetapi bukan yal tersebut yang perlu diperhatikan. Yang menjadi bagian terpenting dari keggalan itu adalah bagai mana kamu dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut. Ketika pelajaran yang didapat mampu kamu jadikan pondasi langkah berikutnya, maka kamu akan semakin dekat dengan keberhasilan. Kegagalan dapat dijadikan motivasi serta proses yang harus dilalui dan dinikmati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mitos 10. <em>Entrepreneur </em>Ambil Risiko Kemudian Berfikir</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seharusnya memahami konsep risiko sebagai sesuatu yang telah diukur. Yang kamu harus ketahui keputusan apapun yang akan diambil nantinya selalu akan memiliki risiko, namun dengan melakukan pengamatan, kalkulasi dan penelitian kamu dapat mengukur risiko-risiko yang ada untuk dapat kamu pilih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYRYdKTSzk98rXUSv98py-hPPAgVy0O1ahK7qSh1dwrwrUtyRo5bQDMqcp0QXpGKi_7XQ1lHgnmk5xodEMT_5Rb8NGl272yr2EANoOmdvr_mQ0zG4srQCZ23w2-qPZnhdGAwWQT33_eC4/s1600/entrepreneurship-2tosc.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="448" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYRYdKTSzk98rXUSv98py-hPPAgVy0O1ahK7qSh1dwrwrUtyRo5bQDMqcp0QXpGKi_7XQ1lHgnmk5xodEMT_5Rb8NGl272yr2EANoOmdvr_mQ0zG4srQCZ23w2-qPZnhdGAwWQT33_eC4/s640/entrepreneurship-2tosc.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dari banyak Mitos lainnya 11 mitos ini sering membuat banyak orang untuk mambatalkan niatnya untuk menjadi seorang <em>entrepreneur, </em>tetapi kamu tidak perlu kahawatir lagi karena mitos-mitos itu tidak perlu lagi membebani mimpi besar kamu para <em>entrepreneur </em>muda</span>.</div>

Mitos Entrepreneur : 11 Mitos Yang Tidak Sepenuhnya Benar

Oleh Krisna Savindo Progres pengembangan menciptakan Wirausawan Muda sampai saat ini terus berjalan, usaha dan upaya pergerakan dilaku...

Baca selengkapnya »

Masih Tentang Poligami di Hari Ibu

<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgshw9AwTx_jDrFjjVjwkaDCJ-eZ7hciPD7PTPhPImQFtuNiV1L-4g9imiPNjeUzoaVJP9KdA-oAHNmbf_27AUTbo6c0Qe84Ig69tre4GlaHxmstRB6TT6AbFLkzD9kJkpPiH8JFGNZnvo/s1600/hari-ibu+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgshw9AwTx_jDrFjjVjwkaDCJ-eZ7hciPD7PTPhPImQFtuNiV1L-4g9imiPNjeUzoaVJP9KdA-oAHNmbf_27AUTbo6c0Qe84Ig69tre4GlaHxmstRB6TT6AbFLkzD9kJkpPiH8JFGNZnvo/s400/hari-ibu+copy.jpg" width="373" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oleh: Fajar Siddik</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewasa ini dunia tidak lagi berjalan dengan “anggun”,<span style="mso-spacerun: yes;">  </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">lenggak-lenggok
“</i>aneh” mulai dipertontonkan kepada setiap makhluk hidup. Entah keadaan ini
memang merupakan “hukum alam” atau aku saja yang terlalu hiperbola. Apapun itu,
kita harus waspada dengan “keanehan” dunia, baik sudah ataupun segera.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kita sedang
membicarakan dunia dalam perspektif sosial, bukan dalam perspektif kosmologi.
Dalam perspektif sosial, pergeseran nilai-nilai dari perjalanan dunia penuh
inkonsistensi dan cenderung sulit untuk diprediksi. Berbeda dengan dunia dalam
kajian kosmologi, telah ditemukan instrumen-instrumen dari pendekatan teoritis
untuk mengkajinya. Maka, diperlukan kajian-kajian dengan intensitas “padat
merayap” demi melihat perjalanan “sosial” dunia.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Curang jika hanya aku yang mengetahui beberapa contoh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">lenggak-lenggok </i>“aneh” tadi, pembaca
juga mesti tahu. Karena ini hanya bacaan ringan, maka aku tidak menuntut
terlalu banyak kepada pembaca untuk menguras pikirannya dalam
menginterpretasikan contoh-contohnya. “Aneh” yang pertama, rumah makan Padang
tapi juru masaknya dari Papua (hehehe). Kedua, perbandingan antara perempuan
dan laki-laki semakin tidak stabil, perempuan lebih mendominasi. Ketiga,
menjelang hari ibu dan di hari ibu, penghargaan pada seorang manusia mulia itu
hanya bersifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ceremony</i>. Kenapa hanya
tiga? Karena tulisan ini akan membawa kita untuk berkontemplasi atas peringatan
hari ibu. Sekedar pemberitahuan, contoh pertama hanya sebagai penghias pelipur
lara.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kembali kepada pokok pembahasan, setiap tahun pada bulan
desember hari ke-22 selalu diperingati sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">moment</i> hari ibu. Kenapa sampai bisa ditetapkan adanya hari ibu dan
kenapa pula kita tetap harus memperingatinya? Pertanyaan ini sama dengan, “kenapa
sampai ditetapkan hari kemerdekaan dan kenapa pula harus selalu diperingati di
tanggal yang sama?”. Jawabannya pun sama, karena kita perlu tahu kenapa sesuatu
menjadi “ada” dan apa saja problematika teraktual ketika “ada” itu sudah ada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bukan tanpa alasan yang mendasar ditetapkannya tanggal 22
desember sebagai hari ibu. Bukan hanya sekedar perwujudan dari hegemoni para
ibu. Ada hal yang kadar urgenitasnya sangat menentukan nasib para perempuan. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Indonesia memang terlalu jawa. Hal ini senada dengan apa
yang dikatakan Parakitri T. Simbolon dalam “Menjadi Indonesia” bahwa Indonesia sejak
terkena dampak ekspansi bangsa Belanda hingga merdeka menjadikan Pulau Jawa
sebagai pusat pembangunan struktur dan infrastruktur. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Karena Indonesia memang terlalu Jawa, menyebabkan pengaruh
etnik yang cukup kental untuk seluruh raykat Indonesia. Hubungan budaya Jawa dengan
ibu dan keperempuanan terletak di budaya penolakan terhadap kesetaraan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">gender </i>bahkan menjadikan ibu/perempuan
sebagai subordinat para ayah/lelaki. Ibu hanya berhak “mengurusi dapur” dan
mengasuh anak. Untuk selebihnya, ibu bagaikan ternak yang diikat lehernya oleh
ayah. Dipandang dari sisi sosial dan agama, ibu/perempuan bukanlah “peliharaan”
siapapun. Ibu/perempuan adalah manusia yang juga berhak berpikir dan bertindak
secerdas para lelaki. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di abad ke-19, hegemoni kesetaraan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">gender</i> mulai marak dan menyebarkan pengaruh ke setiap sudut bumi.
Syukur kepada Tuhan, kaum perempuan di Indonesia berhasil memaanfaatkan
hegemoni tersebut hingga perlahan mengikis ketidaksetaraan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">gender </i>di negerinya<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. </i>Para
ibu pun mulai mengaktualisasikan kecerdasan berpikir dan bertind<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">aknya.
Klimaksnya, tanggal 22 desember <span class="apple-style-span"><span style="color: #252525;">diresmikan sebagai hari ibu oleh Presiden</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: #252525;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Soekarno</span></span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span"><span style="color: #252525;">di bawah Dekrit Presiden No. 316 thn. 1953, pada ulang
tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928</span>. </span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Tahun-tahun terus berlalu hingga konsep dan praktik Poligami
dijadikan sebagai problematika ibu/perempuan. Ada pihak yang mendukung
sekaligus menolak konsep dan praktik tersebut. Itu wajar, sebab ada yang
menggunakan konsep dan praktik poligami secara bijak dan benar serta ada pula
yang menggunakannya sebagai pemuas nafsu birahi belaka.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Sejak zaman arab kuno, ketidakseimbangan jumlah antara perempuan
dan lelaki sudah menjadi problematika serius. Pada masa itu perempuan sudah
lebih pesat jumlah pertumbuhannya dibandingkan dengan jumlah lelaki. Begitupun
masa modern ini, Rusia menjadi salah satu contohnya. Rusia menjadi negara yang
paling tak seimbang demografinya. Tidak terlepas kondisi demografi di
Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Maka dari sisi demografi, poligami adalah salah satu solusi yang
tepat untuk menghindarkan keterlantaran para perempuan (baca: tak ternafkahi). Namun
tak benar jika poligami dijadikan sebagai alasan untuk menyalurkan hasrat
memiliki perempuan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">semok</i> agar dapat
disenggama. Kemudian menelantarkan istri “tua” karena sudah tidak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">semok </i>lagi.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Selama poligami diinterpretasikan dengan tujuan yang mulia dan
bertamengkan kesiapan moril dan materil, maka jadikan itu sebagai solusi untuk
mengatasi kemungkinan tak ternafkahinya banyak perempuan. Namun, ketika tidak
dapat memastikan keadilan berada pada sisi rohani dan jasmani, maka cukuplah
cintai satu perempuan sebagai istrimu.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Ibu adalah manusia mulia yang dijadikan Tuhan sebagai wadah
tumbuhnya janin menjadi seorang bayi. Kemudian diteruskan dengan membesarkannya
dengan begitu ikhlas hingga sang bayi tadi menjadi tokoh-tokoh hebat yang
berkemungkinan berperan untuk kemajuan bangsanya. Maka hormatilah dan
sayangilah ia dengan penuh keiklhasan. Sebab yang bersifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ceremony</i> sering menjadi ajang untuk menunjukkan perilaku riya dan
berharap pamrih.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">#KadoUntukParaIbuDanCalonIbu</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">#SeranganFajar
</span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
</div>

Masih Tentang Poligami di Hari Ibu

Oleh: Fajar Siddik Dewasa ini dunia tidak lagi berjalan dengan “anggun”, lenggak-lenggok “ aneh” mulai dipertontonkan kepada...

Baca selengkapnya »

Tertawa Kita Sama, Pak Presiden!

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOYkdxlc12h8AQwUmjVG-aTp_wxrOCWoTx6x3woNaz5TXArIXTqVs0rMA8rKPXjoOg8LynItWOmFsCfXRoOZrBuSLfgHTDkotO5LAWdnwWVsfpelBm6tcaAlZrCVC48s_q7Nuwtw9gLMw/s1600/Tertawa+kita+sama.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="357" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOYkdxlc12h8AQwUmjVG-aTp_wxrOCWoTx6x3woNaz5TXArIXTqVs0rMA8rKPXjoOg8LynItWOmFsCfXRoOZrBuSLfgHTDkotO5LAWdnwWVsfpelBm6tcaAlZrCVC48s_q7Nuwtw9gLMw/s400/Tertawa+kita+sama.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oleh : Fajar Siddik</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tertawa adalah hal yang sangat manusiawi. Karena manusiawi, bagaimana bisa tertawa dapat menyebabkan ketersinggungan? “Mungkin saja, jika tertawamu berlandaskan tangisan dan penderitaan orang lain”, jawab sisi manusiawiku.</span></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Aku adalah manusia biasa yang sangat mungkin untuk salah dan keliru, begitu juga dengan manusia biasa lainnya. Namun aku juga manusia yang pasti punya sifat mengembangkan potensi hingga titik maksimal (nihil kesalahan). Maka untuk menempati suatu posisi yang berpengaruh untuk kemaslahatan manusia lainnya,  potensi yang menjadi dasar kriteria, bukan sisi manusiawi.</span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tingkat kemaslahatan manusia dipandang dari batas kenegaraan sangat bergantung kepada Presiden dan jajarannya. Jadi, untuk menjadi atau untuk seorang presiden harus mampu memisahkan tugas dan fungsinya sebagai kepala negara dengan sisi-sisi manusiawinya (manusia biasa). Sebab, ketika tidak mampu memisahkan aktifitas manusiawinya dengan tugas kenegaraannya, ia akan menjadi dewa dan bukan lagi seorang manusia.</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kita ambil contoh tertinggi dalam kehidupan, berinteraksi kepada Tuhan. Jika sisi manusiawinya dibaurkan sebagai bagian kepresidenannya, maka kadar kesempurnaan beribadahnya akan sangat mempengaruhi nasib rakyatnya.  </span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Contoh lain yang lebih sederhana, ketika presiden bermain <i>gapleh</i>. Maka lawan mainnya tidak boleh membiarkan sang presiden kalah. Sebab, ketika ia kalah maka rakyatnya juga ikut terkalahkan. Ini akan menjadi masalah besar jika taruhan dalam permainan tersebut adalah kedaulatan negaranya.</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beberapa hari dan bulan yang lalu, ada penempatan yang tertukar di dalam kehidupan presiden. Ada hal yang semestinya itu merupakan sisi manusia biasanya namun diposisikan sebagai bagian dari kepresidenan. Ada juga hal lain yang justru merupakan bagian dari kepresidenannya, namun ia menggunakan sisi manusia biasanya.</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siapa yang dapat menahan tawa jika duduk dihadapan pelawak dan <i>komik </i>(julukan untuk pelaku <i>stand up comedy</i>). Termasuk seorang presiden, tak akan mampu menjaga kewibawaannya ketika mendengar celotehan pelawak-pelawak tadi. Ketika paradigma presiden mampu membedakan sisi manusia biasa dan sisi kepresidenan, maka ia akan membuang jauh simbol-simbol kepresidenannya dan kemudian tak masalah baginya tertawa terbahak-bahak hingga terjungkal. Begitupun jika rakyatnya memiliki paradigma yang sama dalam memandang perbedaan antara sisi manusia biasa dan sisi kepresidenan.</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Masalah timbul ketika presiden mengundang para pelawak dan <i>komik</i> dalam agenda kepresidenan beberapa hari lalu dengan menggunakan sisi-sisi kepresidenannya. Maka sebagai rakyat yang bertanggung jawab, aku menilai bahwa dalam hal ini presiden keliru dan membahayakan nasib rakyatnya.</span></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Masalah tadi semakin membesar dengan kondisi sebaliknya, presiden menggunakan sisi manusia biasanya di dalam masalah kenegaraan beberapa bulan lalu. Presiden sebagai pemimpin tertinggi negara harus “duduk” pada posisi yang mewakili segala kemaslahatan dan kepentingan rakyatnya. Jadi, segala masalah di dalam negaranya adalah “urusan presiden”. Apa daya, rakyat dibuat lemas ketika mendengar pernyataan “ini bukan urusan saya” dari presiden ketika dihadapkan dengan masalah-masalah yang menyangkut kemaslahatan rakyat. “Ini bukan urusan saya” seharusnya menjadi pernyataan untuk manusia biasa dalam struktur sosial terendah di negara kita ini, bukan untuk seorang presiden.</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apabila kita mengamati jauh ke belakang, kesalahan ini tidak mutlak milik presiden. Kita sebagai rakyatnya <i>ngekor</i> mengeksistensikan kesalahan itu. Orang-orang terdekatnya juga termasuk rakyatnya. Baik kita yang jauh dengannya dan orang-orang terdekatnya enggan melepaskan pemikiran yang mengarah pada menyimbolkan segala aktifitas presiden merupakan bagian dari tugas kepresidenan. Kita masih menganggap misalnya ketika presiden ingin memperpanjang SIM (Surat Izin Mengendarai), sedang liburan dengan keluarga, bahkan sedang tertawa, yang melakukan tadi adalah presiden dan bukan manusia biasa yang memiliki kebutuhan-kebutuhan manusiawi.</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sudah saatnya rakyat dan aparatur negara mampu berperan dan berfungsi sesuai dengan porsi struktur dan sosialnya. Rakyat jangan selalu <i>ngekor</i> dan aparatur negara juga jangan mempertahankan <i>ndableg</i>nya. Cerdaslah dan cerdasakanlah rakyat.</span></span></div>
<div class="p2" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="s1"></span><br /></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika aku diberikan kesempatan, sekali saja, berjumpa presiden, ada hal penting yang ingin ku sampaikan. Bukan menyampaikan kalimat yang tersusun secara indah nan elok, bukan juga <i>cengengesan </i>untuk menyenangkan persepsi sensual presiden. Aku hanya ingin menyampaikan, “Tertawa kita sama, pak presiden! Tugas dan fungsi kita di struktur negara yang berbeda”.<br />
</span></span></div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">

</div>
<div class="p1" style="text-align: justify;">
<span class="s1"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">#SeranganFajar</span></span></div>

Tertawa Kita Sama, Pak Presiden!

Oleh : Fajar Siddik Tertawa adalah hal yang sangat manusiawi. Karena manusiawi, bagaimana bisa tertawa dapat menyebabkan ketersinggun...

Baca selengkapnya »

Bukan Hanya Kita Saat Ini Saja Yang Hidup : Prinsip Resiprositas Sebagai Aturan Emas Harus Kamu Pegang Agar Meraka Juga Bisa Menikmatinya

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1dqWjKGrPuAZ5bDDwGe-sX_UBjgbw9KJek1K-Sx4ojvuQZRVqgaDAU3ig8AtB8Or_g-PX9FpqlUN1a0MjjRkMJQw2QHGIPeiVWpOLZW9KlbGEczXa-SjsZ5srVD307PVC-N21wemRD4g/s1600/Resiprositas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1dqWjKGrPuAZ5bDDwGe-sX_UBjgbw9KJek1K-Sx4ojvuQZRVqgaDAU3ig8AtB8Or_g-PX9FpqlUN1a0MjjRkMJQw2QHGIPeiVWpOLZW9KlbGEczXa-SjsZ5srVD307PVC-N21wemRD4g/s400/Resiprositas.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oleh Krisna Savindo</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam kehidupan keseharin kita sering mengalami perlakuan-perlakuan dari orang lain, baik dari orang yang terdekat maupun orang yang tidak kita kenal sama sekali, perlakuan tersebut sering pula membuat kita tidak nyaman. Terkadang ketidaknyamanan atas perlakuan-perlakuan tersebut sering membuat kita sangat tidak dapat menerimanya, adanya perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut salah satunya adalah etika. Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi. Maka dari itu etika sangat berkenaan terhadap sikap dan prilaku seorang manusia kepada manusia lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam berkehidupan sebagai makhluk sosial ada sebuah Aturan Emas yang berlaku, aturan tersebut adalah suatu prinsip yang dikenal dengan Prinsip Resiprositas. Prinsip Resiprositas sering digunakan dalam hubungan suata negara dengan negara lain dalam aspek ekonomi yang menjelaskan tentang <span class="s1">perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara lain sebagai </span><span class="s2">mitra </span><span class="s1">dagangnya, kemudian perlakuan sebaliknya diberikan juga oleh mitra dagang negara tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam hal yang lebih substansi prinsib resiprositas adalah : Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan, sekilas prinsip ini langsung membentuk dimensi horizontal "kita" dan "orang lain". Dimensi horizontal dalam prinsip ini idealnya banyak hal hal kebaikan yang terjadi sehingga, perlakuan yang baik satu sama lain akan mampu melahirkan kedamaian dan kebersahajaan dalam sosial masyarakat. Namun anehnya kita juga jarang mau memperlakukan orang lain sebagai mana kita ingin diperlakukan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Belum lagi selesai permasalahan pada dimensi horizontal, harus disadari pada saat ini sudah semestinya  bahwa prinsip resiprositas juga mempunyai dimensi vertikal. Dimensi Vertikal dari prinsip ini adalah : Perlakukanlah generasi selanjutnya sebagaimana engkau telah diperlakukan oleh generasi sebelummu. Namun prinsip vertikal ini sering disalah artikan oleh beberapa orang, mereka mengartikannya menjadi suatu yang berkesan balas dendam, ketika mereka pernah diperlakukan kasar dalam mendidik oleh generasi sebelumnya maka kecendrungan kedepannya mereka juga melakukan hal yang sama. Beberapa hal yang tampak disini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahun tentang mendidik, atu juga dapat disebabkan oleh rasa benci akibat tidak dapat menerima perlakuan sebelumnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun subtansi yang lebih tepat dari prinsip ini adalah, Perlakukanlam mereka sebagai mana anda ingin diperlakukan atau perlakukan generasi selanjutnya sebagai mana yang kita harapkan jika mereka menjadi generasi sebelum kita. Sesederhana itu semestinya. Cintailah tetangga seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Dan itu tentu saja harus mencakup tetangga generasi atau generasi selanjutnya. Tentunya ini juga harus melingkupi seluruh makhluk yang akan hidup sesuadah kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">tentang kehidupan yang harus dipahami  adalah, bahwa umat manusia di Bumi ini tidak hidup secara bersamaan. Tidak hidup hanya dalam satu kurun waktu. Keberadaan kita saat ini menjadi salahsatu pernyataan telah hidup umat manusia sebelum kita, lalu kita yang hidup saat ini, dan generasi selanjutnya yang akan hidup sesudah kita. Mereka yang hidup sesudah kita harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Kita harus memperlakukan mereka seperti perlakuan yang kita harapkan dari mereka jika saja mereka hidup di planet ini sebelum kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam hal ini dapat menjelaskan dari satu kesatuan tersebut adalah, cakupan keseluruhan bentuk perlakuan. Jadi kita tidak boleh mewariskan bumi yang lebih buruk dari pada saat kita tinggali. Seperti Membuat jumlah ikan di laut yang lebih sedikit. Air minum yang lebih sedikit. Makanan yang lebih sedikit. Hutan tropis yang lebih sedikit. Alam pegunungan yang alami lebih sedikit. terumbu karang yang lebih sedikit. Gunung es dan jalur ski yang lebih sedikit. Serta tentang Keindaan yang lebih sedikit. keajaiban yang lebih sedikit. kemualian dan kebahagiaan yang lebih sedikit.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai umat manusia yang memiliki eksistensi pada saat ini, sudah seharusnya kita dapat menjaga segala sesuatunya untuk generasi selanjutnya sebagai mana kebalikan dari hal hal yang lebih sedikit tadi. Jika hari ini kita berfikir seharusnya generasi sebelumnya dapat mendidik kita lebih baik lagi, maka lakukanlah yang lebih baik dalam mendidik generasi selanjutnya. Untuk menjaga nilai-nilai yang ada dalam  tatanan sosial bermasyarakat, agar cerdas dan bijak dalam memberi perlakuan kepada segala yanga ada di Bumi ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>

Bukan Hanya Kita Saat Ini Saja Yang Hidup : Prinsip Resiprositas Sebagai Aturan Emas Harus Kamu Pegang Agar Meraka Juga Bisa Menikmatinya

Oleh Krisna Savindo Dalam kehidupan keseharin kita sering mengalami perlakuan-perlakuan dari orang lain, baik dari orang yang terdeka...

Baca selengkapnya »

Bulan Terbelah Di Langit Amerika

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3iTtap5Hlt57zlCJFaDYwIWjz7wr3RIZiFj_69qjf1K_ke0R-A3Zkti7NvGDlqxt5hO7BJIA-0n6iJ-HztL0kL4-chvqUwggwr3XXyRf4R0EEWYfmgML2LVIHorhYbAiWqd3caOF5gJM/s1600/Poster+Film+Bulan+Terbelah+Di+Langit+Amerika.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3iTtap5Hlt57zlCJFaDYwIWjz7wr3RIZiFj_69qjf1K_ke0R-A3Zkti7NvGDlqxt5hO7BJIA-0n6iJ-HztL0kL4-chvqUwggwr3XXyRf4R0EEWYfmgML2LVIHorhYbAiWqd3caOF5gJM/s400/Poster+Film+Bulan+Terbelah+Di+Langit+Amerika.jpg" width="272" /></a></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jenis FIlm : Drama</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Produser   : Ody Mulya Hidayat</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sutradara  : Rizal Mantovani</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Penulis     : Rangga Almahendra, Hanum Rais</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Produksi   : Maxima Pictures</span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemeran   :</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Acha Septriasa sebagai Hanum</span></div>
<div class="p1">
<div style="text-align: right;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Abimana Aryasatya sebagai Rangga</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: right;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nino Fernandez sebagai Stefan</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: right;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rianti Cartwright sebagai Julia Collins/Azima Hussein</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: right;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hannah Al Rashid sebagai Jasmine</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: right;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hailey Franco sebagai Sarah Hussein</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: right;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hans de Krakker  sebagai Philippus Brown</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: right;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">lainnya Nur Fazura , Yaron Urbas, Ray Reynolds dll</span></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span class="s1"><br /></span>
<span class="s1"><b>Synopsis</b></span></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span class="s1"><b><br /></b></span>
</span><br />
<div class="p1">
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bercerita tentang seorang jurnalis muslim berjilbab yang bekerja di sebuah kantor berita di Wina. Nama jurnalis muslim tersebut yaitu Hanum. Hanum diberi tugas untuk menulis artikel provokatif oleh bos redaksi, berjudul “Apakah dunia lebih baik tanpa islam?”.</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Untuk melaksanakan tugasnya Hanum harus bertemu dengan korban tragedi 911 di New York, Azima Hussein, seorang mualaf yang bekerja di sebuah museum, dan anaknya , Sarah Hussein. Hanum dihadapkan dengan seorang yang Islamophobia dan seorang lagi yang merupakan seorang muslim yang menjadi korban.</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pada saat yang bersamaan, suami Hanum, Rangga juga ditugasi oleh Profesornya untuk mewawancara seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3 nya. Brown dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudah berbicara dengan media. Rangga diminta untuk menemui Stefan dan kekasihnya Jasmine yang berada di New York yang telah mengatur pertemuan eksklusif dengan Brown.</span></div>
</div>
<div class="p1">
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">

</span><br />
<div class="p1">
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sayangnya tugas mereka menjadi membahayakan keselamatan mereka karena adanya sebuah demonstrasi  besar yang berakhir ricuh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/pXq4j4pLauU/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/pXq4j4pLauU?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="p1">
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Ulasan</b></span><br />
<span class="s1" style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Film ini berlatar belakang kisah warga Negara Indonesia yang sedang studi di Wina Rangga yang membawa istrinya Hanum ke Wina telah mendapatkan pekerjaan sebagai jurnalis. Dikisahkan dari kelanjutan film 99 Cahaya Di Langit Eropa, Pada saat yang bersamaan memiliki tugas yang harus membawa mereka ke Amerika.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari sedikit pengantar tadi film ini menjadi sebuah film anak Negeri yang dapat mendunia karena dibawa oleh konflik dalam cerita film ini. Dalam film ini ditunjukkan bahwa betapa besarnya dampak dari tragedi WTC 9/11/01 di Amerika bahkan diberbagai Negara lainnya, traumatis pada masyarakat yang masih banyak didapati menjadi gambaran yang tidak dapat dipungkiri, namun banyak lagi korban korban yang dirugikan selain korban yang tewas pada saat kejadian tersebut. yang menjadi korban lain adalah Umat Islam itu sendiri sebab pelekatan citra teororis pada Islam, membuat banyak Umat Islam diberbagai belahan Dunia mendapatkan diskriminasi serta tekanan dalam sosialnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Menariknya dalam film ini mencoba memperbaiki pandangan penontonnya, bahwa Umat Muslim itu sendiri jau berbeda dengan apa yang banyak umat agama lain pandang, tidak ada kekerasan serta permusuhan yang diperintakan dalam ajaran Islam yang termaktub dalam Al-Quran sebagai petunjuk berkehidupan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Film ini sangat layak ditonton oleh segala umur masyarakat, untuk mengerti bahwa beragama yang baik, serta tanggungjawab sebagai Muslim itu besar, dan masing-masing Umat Muslim harus mampu mengamalkan Islam dengan Kaffah yang mampu tercermin dalam Akhlaknya, sehingga akan Muncul Kebanggaan sebagai Manusia yang beragama Islam yang menjadi suatu keharusan yang dimiliki seluruh Umat Islam diseluruh Dunia.</span></div>
</div>
</div>

Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Jenis FIlm : Drama Produser : Ody Mulya Hidayat Sutradara : Rizal Mantovani Penulis : Rangga Almahendra, Hanum Rais Produksi ...

Baca selengkapnya »

Negara Sandiwara: Lakon Pertunjukan antara Petinggi Negara, Petinggi Pemerintahan, Freeport, hingga Prostitusi Artis.

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigmUibELhFWm2zunAZRB2r5DRDO0fxuMagn54-iLKSC8agXBzO0X5CD08orR-wiRn3pnVid7NJYJ3GmUrV1NteJSbzYtha3D9pYpdRu8MR8WzDhyphenhyphenC5D9mS8S1UYr8T4HfPncCCj6VfbbA/s1600/Wayang+Sandiwara+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="337" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigmUibELhFWm2zunAZRB2r5DRDO0fxuMagn54-iLKSC8agXBzO0X5CD08orR-wiRn3pnVid7NJYJ3GmUrV1NteJSbzYtha3D9pYpdRu8MR8WzDhyphenhyphenC5D9mS8S1UYr8T4HfPncCCj6VfbbA/s400/Wayang+Sandiwara+copy.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Oleh: Fajar Siddik</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 18.4px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kepingan-kepingan </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">puzzle </i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">akhirnya telah tersusun apik. Ya, “tersusun”, karena diawali
“ter” dan diikuti kata kerja, maka proses terjadi dengan begitu murni tanpa
rekayasa. Para penikmat gambar kembali menemui kekecewaan yang telah menjemu di
mata mereka. Kepingan-kepingan </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">puzzle</i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">
tadi tersusun membentuk gambar “Negara Sandiwara”, bukan hal baru.</span></div>
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Negara sandiwara” ini terletak di antara benua Asia
dan Australia, terdapat sumber daya alam yang kaya di kandung bumi dan airnya.
Dibalik kekayaan sumber daya alam, satu primadona yang sangat berkilau dan
selalu panas dibicarakan dari dekade ke dekade mulai dari zaman orde baru
(zaman yang katanya “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">penak zamanku toh?</i>”).
Primadona ini juga dapat menyelesaikan semua masalah kemiskinan di “Negara
sandiwara” katanya. Primadona ini adalah emas dan terkandung begitu melimpah di
tanah cenderawasih, tanah paling timur negeri ini.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lakon di penghujung desember ini menjadi menarik
untuk diulas karena rias <i style="mso-bidi-font-style: normal;">menor</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">acting</i> konyol para pemerannya. Tidak
seperti dekade-dekade sebelumnya, rias dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">acting</i>
yang ditampilkan begitu sangar dan menakutkan, hingga ketertarikan untuk
mengulasnya tidak begitu menarik. Hal tersebut mungkin disebabkan lahirnya dan
diplroklamirkannya “Negara sandiwara” ini dengan penuh kesangaran, ketakutan,
hingga perjuangan berdarah. Maka, dengan lakon yang sangat konyol dan jauh dari
paras sangar dipandang sangat menghina keintelektualan rakyat negeri ini.
Sangat perlu diulas bahkan digugat dengan landasan “kekuasaan berada di tangan
rakyat”.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kekonyolan dimulai saat salah satu petinggi negara
bagian kekayaan alam di negara ini melaporkan petinggi utama pemerintahan
kepada MKD (Majelis Kekonyolan Dewan) atas dugaan pencatutan nama petinggi
utama negara terkait kontroversi saham kontrak Freeport. Pertanyaan yang
pertama kali muncul atas pernyataan itu adalah “dimana letak kekonyolannya?”. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pertama, petinggi negara dan petinggi pemerintahan
adalah struktur yang harus saling bersinergi. Ketika ada hal-hal terkait
masalah negara yang strategis dan vital, nilai-nilai koordinatif harus membalut
keduanya, bukan inkomunikatif. Jika ada pelanggaran di antara keduanya, itu
berarti masing-masing pihak tidak memfungsikan diri dengan benar. Maka, hal
konyol ketika salah satu petinggi negara melaporkan kesalahannya sendiri. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedua, Majelis Kekonyolan Dewan tadi mempertunjukkan
tontonan lawak. Para penonton dibuat tertawa karena tingkahnya. Namun, ada sisi
positif yang dapat diambil yaitu Majelis Kekonyolan Dewan tadi telah
memfungsikan namanya dengan benar. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kekonyolan selanjutnya adalah lemahnya skenario yang
telah disusun oleh sutradara. Akibatnya, para penonton lebih awal mengetahui
akhir dari cerita sandiwara ini. Penonton sama-sama telah menebak bahwa akhir
dari cerita ini adalah ke<i style="mso-bidi-font-style: normal;">anteng</i>an
Freeport “memperkosa” tanah cenderawasih. Penonton hanya tinggal menunggu,
siapa yang akan menjadi “pengikat leher” dan siapa yang menjadi “terikat leher”.
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"></span>Klimaks
kekonyolan dari serentetan skenario ini adalah objek pengalihan perhatian
penonton yang menghina intelektualitas rakyatnya, yaitu prostitusi artis.
Sontak beberapa penonton terpaksa mengikuti alur cerita dari prostitusi artis.
Bahkan dibawa ke dalam segmen ILC (Indonesia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Linglung Club</i>).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berbeda dengan pertunjukan dengan keterkaitan
masalah freeport di masa lampau. Di masa orde baru, rakyat di tanah
cenderawasih dipaksa berstatus pengganggu keutuhan negara untuk menyelamatkan
suksesnya pertunjukan freeport. Di era pasca reformasi, untuk memuluskan
pertunjukan freeport, petinggi negara yang tidak sempurna secara fisik tapi
memiliki nilai-nilai sosial dan plural yang tinggi harus terjungkal keluar
istana menggunakan celana pendek dan baju santainya. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ini semua hanya tentang siapa yang berhasil memegang
“leher” siapa, muaranya tetap kelancaran memperpanjang kontrak freeport tanpa
gejolak-gejolak di “akar rumput”. Maka perlu diberikan himbauan kepada seluruh
penonton, jangan habiskan energimu untuk pertunjukan konyol yang sudah tertebak
akhir ceritanya. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Kongkalikong
</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">dengan
kaum <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cukong”</i>,<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>penggalan puisi Widji Tukul ini selalu abadi
di mata, telinga dan kepala kita. Rakyat hanya boleh tahu apa yang harus
diketahui. Tidak boleh mengetahui apa yang harus diperjuangkan. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; mso-spacerun: yes;">#SeranganFajar</span></span></div>
</div>

Negara Sandiwara: Lakon Pertunjukan antara Petinggi Negara, Petinggi Pemerintahan, Freeport, hingga Prostitusi Artis.

Oleh: Fajar Siddik Kepingan-kepingan puzzle akhirnya telah tersusun apik. Ya, “tersusun”, karena diawali “ter” dan diikuti kata ker...

Baca selengkapnya »

Penggembala Nasib

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKE4CWkE91R7hoFsoTwKLVyDOV5aqsmSSoeKbWesYvA9_OqHCy-ZL8CcVwoLkaw1rQ2IYep09UddaWnjv-TBzsJIb5w0xPoJFKJ70Ixzda2MLL3x8-f4i4NpZSpn07z30KhQGa8BaFBOM/s1600/Pengembala+Nasib.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKE4CWkE91R7hoFsoTwKLVyDOV5aqsmSSoeKbWesYvA9_OqHCy-ZL8CcVwoLkaw1rQ2IYep09UddaWnjv-TBzsJIb5w0xPoJFKJ70Ixzda2MLL3x8-f4i4NpZSpn07z30KhQGa8BaFBOM/s320/Pengembala+Nasib.jpg" width="305" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh Fajar Siddik</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Padang yang luas terhampar rerumputan segar termaktub
sebagai lumbung kebahagiaan segerombolan gembala. Gembala berkompaskan suatu
yang lain di luarnya. Begitu arus langgam buah dari pembiasaan dalam hiruk
pikuk padang rerumputan di bawah “payung” langit.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Bak daratan, tak boleh memasang sikap lugu ketika menatap
langit cerah. Lugu ketika daratan hanya percaya bahwa kubangan air tidak akan
datang kepadanya. Tidak lugu ketika daratan tetap membuat selokan-selokan guna
mengantisipasi adanya kubangan kotor yang menodai. Sebab langit cerah dapat
berubah seketika menjadi lautan langit hitam yang beranakkan badai.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Begitu dengan pemaknaan gembala, memasang sikap lugu adalah
kemalangan untuk setiap yang memaknai. Lugu ketika memaknai gembala berhenti
pada sekumpulan binatang ternak. Tidak lugu ketika memaknai gembala pada
substansi kesesuaian tragedi. Sebab, makna gembala adalah segerombolan apapun
yang dapat digiring ke arah tujuan si penggiring yang sejatinya berada di luar
kesatuan gembala tersebut.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Cerita tentang gembala yang dimaknai sebagai segerombolan
binatang ternak tidak mendapat tempat untuk menjadi alur cerita utama. Sebab
binatang ternak tidak dapat membaca dan peternak tak perlu diajarkan lagi cara
menggembala.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Maka ini adalah cerita
tentang penggembalaan nasib manusia dan sekelilingnya. </div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Ketidakwajaran adalah sesuatu yang wajar masa kini.
Sejatinya manusia adalah makhluk dinamis yang dapat menentukan nasibnya
masing-masing. Namun ketidakwajaran yang menjadi wajar datang kepada manusia
ditandai dengan digembalanya manusia. Digembala untuk masuk ke dalam nasib yang
telah ditentukan si penggembala. Manusia pun senang bahkan sesekali berpesta
untuk ketidakwajarannya.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Bercerita tentang nasib dan manusia serta segala sesuatu
disekelilingnya sering dihubungkan dengan “sesuatu” yang sangat sakral, Tuhan!
Entah bagaimana para manusia mengartikan kekuasaan Tuhan. Bagiku, Tuhan adalah
zat yang paling adil. Bahkan keadilan itu tidak terbatasi oleh kuasanya
sendiri. Kuasanya berhenti pada memicu serangkaian peristiwa terciptanya alam
semesta dan peradaban. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sifatnya juga
maha pengasih dan penyayang, dengan itu tidak dibiarkannya alam semesta dan
peradaban di dalamnya menjadi kapal tanpa kompas di tengah samudera yang luas.
Maka, kuasanya yang lain adalah memberikan sebuah kompas yang berikutnya
dimaterikan sebagai sebuah petunjuk sakti. Kuasa Tuhan secara umum berhenti
pada tahap memberikan tempat (peluang) dan petunjuk, selebihnya manusia yang
berdinamika untuk segala hasil yang diharapkan maupun tidak.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Jika dihubungkan tentang manusia, nasib dan tuhan, begitu
sombongnya sang penggembala nasib itu dan durhakanya manusia yang mau digembala
nasibnya. Tuhan yang memiliki segalanya membiarkan manusia menentukan sendiri
nasibnya. Sang penggembala berani melampaui kuasa tuhan dengan menggiring
sekumpulan manusia ke arah padang rumputnya. Para manusia durhaka karena
mengikuti arah padang ruput sang penggembala nasib dan menghiraukan arah dari
petunjuk sakti Tuhan. </div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Pada akhirnya, aku tak sanggup menahan kegundahan setelah
melihat ketidakwajaran yang diwajarkan ini. Dilema datang ketika aku masih ragu
akan keyakinan dan kemampuan dalam merusak sistem sang penggembala nasib itu.
Keraguan itu datang setelah datang bukti yang berbentuk kematian materi dan
moril para pemberontak sang penggembala nasib.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Aku putuskan untuk merenung sejenak. Karena kata guru baruku,
merenung tidak selalu sia-sia. Sebaik-baik merenung adalah berimajinasi untuk
membentuk sebuah paradigma yang harus diintepretasikan katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Setelah merenung, buih-buih paradigma menggumpal membentuk
sebuah keputusan. Keputusan yang ku ambil adalah menjadi sang penggembala nasib
juga. Tapi aku tidak serupa dengan penggembala nasib yang telah diceritakan di
atas. Aku adalah manusia ciptaan Tuhan. Maka aku akan jadi penggembala nasib
untuk diriku sendiri, bukan untuk sekumpulan manusia lainnya. Ku gembala
nasibku dengan mengikuti petunjuk Tuhan dan peluang yang diberikannya. Tujuanku
adalah padang rumputku sendiri, yaitu padang rumput yang dirancang Tuhan untuk
lumbung kebahagiaan manusia.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana dengan kamu dan kalian? Masih bertahan untuk
durhaka pada Tuhanmu dengan tetap menjadi gembala, menjadi sombong bak sang
pengembala nasib tadi, atau menjadi serupa dengan aku? Untuk dapat menjawabnya,
kau harus mulai dari sebuah keraguan dan kemudian merenunglah sebaik mungkin. Jawaban
telah kau temukan ketika muncul interpretasi atas paradigma memberontak dari
segala penggembalaan atas nasibmu. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
#SeranganFajar <span style="mso-spacerun: yes;">   </span></div>
</div>

Penggembala Nasib

Oleh Fajar Siddik Padang yang luas terhampar rerumputan segar termaktub sebagai lumbung kebahagiaan segerombolan gembala. Gembala ...

Baca selengkapnya »

Menjadi Seorang Radikal Lebih Baik

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxPcJOQNYhk6YGtu7MAC2foLBiFOylzcvuJXZHsABV-QtzNPbddQwACwPYBVUVl70ZCItMoyPjXM93JOKDLURT9TkbThtgd1VN7pSgI3BS7fbp_DZry3lEXyyHWCrd2art22cq8fvRYGQ/s1600/Radikal+is+Good.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="279" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxPcJOQNYhk6YGtu7MAC2foLBiFOylzcvuJXZHsABV-QtzNPbddQwACwPYBVUVl70ZCItMoyPjXM93JOKDLURT9TkbThtgd1VN7pSgI3BS7fbp_DZry3lEXyyHWCrd2art22cq8fvRYGQ/s320/Radikal+is+Good.jpg" width="320" /></a></div>
Oleh Krisna Savindo</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam suatu prinsip, cara pandang hidup serta sikap seorang manusia sudah pasti ditentukan oleh sesuatu yang dipahaminya, sederhananya pola hidup, fikir, sikap, dan tindak sesorang ditentukan oleh pemahaman dari luasnya pengetahuannya. Namun sering kali manusia itu tidak menyadari sehingga keinginan bahkan hasrat untuk mau meningkatkan pemahaman terhadap suatu hal tersebut tidak muncul, ada kalanya pula ketika pemahaman atau pengetahuan manusia itu terhenti pada titik mengetahui, tidak berlanjut pada meyakini sehingga pengetahuan tersebut tidak mampu mengilhami pola fikir, sikap dan tindakannya, hal ini juga sebenarnya tetap saja diperoleh karena sempitnya pengetahuan akan sesuatu hal tersebut.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini tercermin pada adanya makna-makna yang kerap tidak dipahami dengan baik, ataupun tidak adanya upaya untuk kembali mencari kepastian dari hal tersebut lantaran hanya cukup puas dengan apa yang didengar yang sering disebutkan orang banyak, sehingga acap kali suatu hal yang netral berubah menjadi mutlak negatif.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Pemaknaan-pemaknaan yang salah dapat dibahas seperti negatifnya suatu kata Radikal. dalam kekinian radikal sering dipadankan dengan agama atau dengan tindakan-tindakan yang cendrung negatif, adanya hal seperti itu sangat merugikan pihak-pihak tertentu akibat adanya pemberian lebel negatif dari radikal itu sendiri, sementara yang memberikan lebel negatif tersebut bisa saja memiliki tujuan-tujuan tertentu yang memang untuk menyudutkan pihak pihak tertentu pula.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesalahan memaknai radikal itu sendiri dapat kita ketahui dari perbandingan realitas penggunaan kata radikal tersebut dengan makna radikal sesungguhnya. <b>Meninjau melalui etimologi Radikal sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu "Radix" yang artinya "Akar" (Pohon). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Radikal memiliki arti : mendasar (sampai pada hal yang prinsip).</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
berdasarkan etimologi tersebut, sangat sukar dipahami bahwa radikal itu sendiri bermakna negatif. Bila dimaknai dengan sikap sesorang maka artinya sesorang mengerti dengan mendasar, dan bila dimaknai dalam suatu perubahan maka akan menjadi perubahan yang menyeluruh atau mendasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetap saja sejauh ini masih sukar untuk merasionalkan atau menilai bahwa Radikal itu sesuatu yang tidak baik, namun dalam realitas saat ini kata radikal dikaitkan dengan hal-hal negatif atau yang bersifat kekerasan sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan makna. Dalam hal lain dapat juga dijumpai kata radikal dihubungkan dengan orang-orang yang menentang sistem yang sedang berjalan seperti kapitalisme, demokrasi dan lainnya, namun dalam kasus ini penggunaan kata radikal lebih tepat, karana orang-orang tersebut memang berjuang untuk menuntut perubahan yang menyeluruh atau mendasar pada sistem yang sedang berjalan, namun hal ini tidak dapat pula dipandang negatif, karena hal tersebut memiliki pendapat yang berada dalam ruanglingkup idealita yang baik sebagai sesuatu yang diharapakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini orang-orang tertentu telah menyimpangkan makna dari radikal, dengan menghubungkannya denga tindak kekerasan yang dicerminkan pada tindakan-tindakan terorisme. Terjadinya hal seperti yang disampaikan tadi telah banyak merebuh perspektif masyarakat luas, muncul lagi penyebutan-penyebutan garis keras, terhadap hal-hal tertentu yang hal tersebut malah menjadi fitnah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dihubungkan radikal kepada suatu pemahaman baik itu agama atau kepercayaan, ideologi dan ilmu pengetahuan, seharusnya masing-masing aspek dapat memberikan dampak positif, karana jika sesorang memahami agama dan kepercayaannya secara radikal lih <a href="http://manusiacita.blogspot.co.id/2015/05/rekayasa-citra-islam-ii.html">(Rekayasa Citra Islam)</a>, maka secara kaffah ataupun secara penuh dapat melahirkan sikap, tindak prilaku yang lebih sempurna jelas dan tidak melenceng dari nilai-nilai kebaikan itu sendiri, dan dapat memberikan efek positif pada lingkungannya. Begitu pula halnya dengan sesorang yang  memiliki ideologi dan ilmu pengetahuan yang radikal, dapat menjadi orang-orang yang melahirkan banyak solusi dilingkungannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa sesorang yang melakukan kegiatan atau tindakan atas nama agama dan kepercayaan, ideologi serta ilmu pengetahuan justru mereka adalah orang yang tidak memahami segala sesuatunya secara radikal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jadi Seradikal apakah anda?</div>
<div style="text-align: justify;">
Siapkah anda menjadi lebih radikal lagi dengan apa yang anda pahami dan percayai?</div>
<div style="text-align: justify;">
untuk sesuatu yang lebih baik.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>

Menjadi Seorang Radikal Lebih Baik

Oleh Krisna Savindo Dalam suatu prinsip, cara pandang hidup serta sikap seorang manusia sudah pasti ditentukan oleh sesuatu yang di...

Baca selengkapnya »

Memahami Entrepreneur Pada Substansi Yang Lebih Luas

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqQNlksKcbv6zU0Hf0gAhX4x9hn64lolq9EN2csC3JtB6VdtsLzZ80DYllnKE1vISLXg3LXJUdFrc0-mOqhJCIEGZGqjy4Ql1aMiIGz3SkPfoESeIA5un35C7yvcP5bsTwXoPl1JOs5pQ/s1600/entrepreneur01+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="340" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqQNlksKcbv6zU0Hf0gAhX4x9hn64lolq9EN2csC3JtB6VdtsLzZ80DYllnKE1vISLXg3LXJUdFrc0-mOqhJCIEGZGqjy4Ql1aMiIGz3SkPfoESeIA5un35C7yvcP5bsTwXoPl1JOs5pQ/s400/entrepreneur01+copy.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif;">Oleh Krisna Savindo<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><span style="color: black;">Entrepreneur<span class="apple-converted-space"> </span></span></i><span style="color: black;">telah
menjadi kata yang acap didengar dan diperdengarkan lebih dari satu dekade ini,
seringnya terdengar kata tersebut dimulai dengan besarnya harapan dan peran
untuk solusi meningkatkan perekonomian sebuah daerah ataupun negara.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><span style="color: black;">Entrepreneur</span></i><span class="apple-converted-space"><span style="color: black;"> </span></span><span style="color: black;">sendiri banyak
dimaknai sama dengan halnya wirausaha, namun sementara wirausaha itu sendiri
dipahami oleh banyak masyarakat menjadi suatu usaha mandiri dalam bentuk
bisnis. Terjadinya pemaknaan seperti itu barangkali disebabkan oleh adanya
pemahaman yang tidak secara radikal dengan kata lain tidak adanya pemahaman
yang penuh dan mendasar tentang wirausaha melalui etimologi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="color: black;">Secara etimologi<span class="apple-converted-space"><i> </i></span>wirausaha </span><span style="background: white; color: #252525;">berasal dari kata Wira dan Usaha, wira sendiri dimaknai sebagai pejuang,
pahlawan, </span><span style="color: black;">manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung sedangkan<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="background: white; color: #252525;">usaha diartikan perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Makna
berdasarkan etimologi tersebut dapat dimaknai bahwa wirusaha itu adalah pejuang
atau pahlawan berbudi luhur dan berwatak agung yang berbuat sesuatu.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="background: white; color: #252525;">Dimakanai lebih mendalam wirausaha itu adalah
orang-orang yang yang memiliki kepribadian luhur, berjiwa kepahlawanannyang
malakukan usah-usaha yang tercermin dari kepribadiannya. Singkatnya
ruanglingkup wirausaha itu lebih luas tidak hanya dalam ruanglingkup orangng
yang menciptakan dan menjalankan usaha yang mengahislkan keuntungan.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="background: white; color: #252525;">Penyempitan-penyempitan dalam memahami
wirausaha atau<span class="apple-converted-space"> </span><i>entrepreneur</i><span class="apple-converted-space"> </span>sendiri dapat dilihat dari adanya
penjelasan-penjelasan yang mengaitkan dengan suatu produk dan produksi seperti
: </span><span style="color: black;">wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri
dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk
menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif;">Di sisi lain banyak juga para ahli yang memberikan pendapat yang
lebih luas tentang wirausaha atau Kewirausahaan dalam inggris disebut
Entrepreneurship. Penjelasan yang lebih luas dalam maknanya disampaikan oleh Salim
Siagian,  salim menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah semangat, prilaku
dan kemampuan memberikan respon positif kepada peluang untuk mendapatkan
keuntungan bagi diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik kepada
pelanggan/masyarakat, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih
bermanfaat dengan menerapkan cara kerja yang lebih efesien dan efektif, melalui
keberanian mengambil resiko, kreatifitas, inovasi dan kemampuan manajemen. Para
ahli di luar Indonesia menjelaskan <i>entrepreneurship</i> dengan sederhana dan
memberikan makna yang luas, diantaranya seperti menurut Schumpeter, wirausaha
merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor (penemu) dan menurut Peter
Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="color: black;"><br /></span>
Penjelasan beberapa ahli tersebut, memberikan penjelasan bahwa kewirausahaan atau entrepreneurship itu bukan hanya sekedar tentang bisnis saja, ada hal yang lebih luas cakupannya dan keberadaan <i>enrtrepreneurship</i> itu sendiri memberikan dampak bagi banyak orang, bukan hanya dampak pada bagaian pelaku<i> entrpreneur </i>itu sendiri.</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>

<br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif;">Luasnya makna dari entrpreneur itu sendiri memberikan banyaknya
bidang-bidang ataupun bagian bagian khusus dalam entrepreneur, hal tersebut
dapat dilihat dengan munculnya <i>Teknopreneur, Sosialpreneur, Interpreneur,
Medicalpreneur</i>, lahirnya bagian-bagian entrepreneur tersebut akan dapat para
pembaca temukan diartikel-atikel selanjutnya.</span></div>
</div>

Memahami Entrepreneur Pada Substansi Yang Lebih Luas

Oleh Krisna Savindo Entrepreneur telah menjadi kata yang acap didengar dan diperdengarkan lebih dari satu dekade ini, seringnya te...

Baca selengkapnya »

Manusia Cita

Negeri Van Oranje

Mitos Entrepreneur : 11 Mitos Yang Tidak Sepenuhnya Benar

Masih Tentang Poligami di Hari Ibu

Tertawa Kita Sama, Pak Presiden!

Bukan Hanya Kita Saat Ini Saja Yang Hidup : Prinsip Resiprositas Sebagai Aturan Emas Harus Kamu Pegang Agar Meraka Juga Bisa Menikmatinya

Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Negara Sandiwara: Lakon Pertunjukan antara Petinggi Negara, Petinggi Pemerintahan, Freeport, hingga Prostitusi Artis.

Penggembala Nasib

Menjadi Seorang Radikal Lebih Baik

Memahami Entrepreneur Pada Substansi Yang Lebih Luas

Popular Posts

Kategori

Arsip Blog