Oleh Krisna Savindo

Dalam suatu prinsip, cara pandang hidup serta sikap seorang manusia sudah pasti ditentukan oleh sesuatu yang dipahaminya, sederhananya pola hidup, fikir, sikap, dan tindak sesorang ditentukan oleh pemahaman dari luasnya pengetahuannya. Namun sering kali manusia itu tidak menyadari sehingga keinginan bahkan hasrat untuk mau meningkatkan pemahaman terhadap suatu hal tersebut tidak muncul, ada kalanya pula ketika pemahaman atau pengetahuan manusia itu terhenti pada titik mengetahui, tidak berlanjut pada meyakini sehingga pengetahuan tersebut tidak mampu mengilhami pola fikir, sikap dan tindakannya, hal ini juga sebenarnya tetap saja diperoleh karena sempitnya pengetahuan akan sesuatu hal tersebut.

Hal ini tercermin pada adanya makna-makna yang kerap tidak dipahami dengan baik, ataupun tidak adanya upaya untuk kembali mencari kepastian dari hal tersebut lantaran hanya cukup puas dengan apa yang didengar yang sering disebutkan orang banyak, sehingga acap kali suatu hal yang netral berubah menjadi mutlak negatif.

Pemaknaan-pemaknaan yang salah dapat dibahas seperti negatifnya suatu kata Radikal. dalam kekinian radikal sering dipadankan dengan agama atau dengan tindakan-tindakan yang cendrung negatif, adanya hal seperti itu sangat merugikan pihak-pihak tertentu akibat adanya pemberian lebel negatif dari radikal itu sendiri, sementara yang memberikan lebel negatif tersebut bisa saja memiliki tujuan-tujuan tertentu yang memang untuk menyudutkan pihak pihak tertentu pula.

Kesalahan memaknai radikal itu sendiri dapat kita ketahui dari perbandingan realitas penggunaan kata radikal tersebut dengan makna radikal sesungguhnya. Meninjau melalui etimologi Radikal sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu "Radix" yang artinya "Akar" (Pohon). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Radikal memiliki arti : mendasar (sampai pada hal yang prinsip).

berdasarkan etimologi tersebut, sangat sukar dipahami bahwa radikal itu sendiri bermakna negatif. Bila dimaknai dengan sikap sesorang maka artinya sesorang mengerti dengan mendasar, dan bila dimaknai dalam suatu perubahan maka akan menjadi perubahan yang menyeluruh atau mendasar.

Tetap saja sejauh ini masih sukar untuk merasionalkan atau menilai bahwa Radikal itu sesuatu yang tidak baik, namun dalam realitas saat ini kata radikal dikaitkan dengan hal-hal negatif atau yang bersifat kekerasan sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan makna. Dalam hal lain dapat juga dijumpai kata radikal dihubungkan dengan orang-orang yang menentang sistem yang sedang berjalan seperti kapitalisme, demokrasi dan lainnya, namun dalam kasus ini penggunaan kata radikal lebih tepat, karana orang-orang tersebut memang berjuang untuk menuntut perubahan yang menyeluruh atau mendasar pada sistem yang sedang berjalan, namun hal ini tidak dapat pula dipandang negatif, karena hal tersebut memiliki pendapat yang berada dalam ruanglingkup idealita yang baik sebagai sesuatu yang diharapakan.

Saat ini orang-orang tertentu telah menyimpangkan makna dari radikal, dengan menghubungkannya denga tindak kekerasan yang dicerminkan pada tindakan-tindakan terorisme. Terjadinya hal seperti yang disampaikan tadi telah banyak merebuh perspektif masyarakat luas, muncul lagi penyebutan-penyebutan garis keras, terhadap hal-hal tertentu yang hal tersebut malah menjadi fitnah.

Jika dihubungkan radikal kepada suatu pemahaman baik itu agama atau kepercayaan, ideologi dan ilmu pengetahuan, seharusnya masing-masing aspek dapat memberikan dampak positif, karana jika sesorang memahami agama dan kepercayaannya secara radikal lih (Rekayasa Citra Islam), maka secara kaffah ataupun secara penuh dapat melahirkan sikap, tindak prilaku yang lebih sempurna jelas dan tidak melenceng dari nilai-nilai kebaikan itu sendiri, dan dapat memberikan efek positif pada lingkungannya. Begitu pula halnya dengan sesorang yang  memiliki ideologi dan ilmu pengetahuan yang radikal, dapat menjadi orang-orang yang melahirkan banyak solusi dilingkungannya.

Di samping hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa sesorang yang melakukan kegiatan atau tindakan atas nama agama dan kepercayaan, ideologi serta ilmu pengetahuan justru mereka adalah orang yang tidak memahami segala sesuatunya secara radikal.


Jadi Seradikal apakah anda?
Siapkah anda menjadi lebih radikal lagi dengan apa yang anda pahami dan percayai?
untuk sesuatu yang lebih baik.

Posting Komentar

 
Top