Oleh Averroes F Piliang

Penemuan Medan listrik menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Penemuan ini menghantarkan manusia ke era baru dalam tatanan kehidupan. Menariknya, tak hanya manusia yang dipengaruhi oleh penemuan hal tersebut, burung pun mengalaminya. 

Sejak ditemukannya fenomena alam tentang elektromagnetik, perkembangan dalam dunia elektronik terus berkembang. Padahal, penemuan yang baru berusia 200 tahun itu ternyata memberikan baik hal positif maupun negatif. Umumnya, hal positif dirasakan oleh manusia sedangkan dampak yang negatif dirasakan oleh burung. Beberapa studi terakhir menunjukkan tingginya kemungkinan tentang medan listrik mempengaruhi pola mirasi beberapa jenis burung.

Seperti yang kita ketahui bahwa, apabila suatu konduktor dialiri oleh listrik maka area sekitarnya akan dipengaruhi oleh medan listrik. Selanjutnya, medan listrik disekitarnya akan saling mempengaruhi sistem luar sehingga menciptakan medan magnet. Sebagai contoh ditunjukkan pada mengalirkan listrik pada kumparan yang dililitkan pada paku. Selanjutnya paku tersebut akan memiliki karakteristik seperti magnet pada umumnya. Walaupun sifat magnet yang dihasilkan tidaklah permanen, tetapi hal ini sudah menunjukkan bahwa medan listrik akan menghasilkan medan magnet.

Bumi adalah magnet dengan ukuran paling besar sejauh pengetahuan manusia. Hal itu disebabkan karena inti bumi tersusun atas besi cair yang berputar sehingga membentuk pola medan magnet yang tak terlihat. Hasilnya, kutub utara dan selatan masing-masing menjadi kutub magnet pada bumi. Fenomena tersebut dimanfaatkan oleh burung sebagai penunjuk arah pada sistem navigasi burung. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa arah jarum kompas selalu mengarah kepada kutub utara dan selatan bumi.

Medan magnet yang dihasilkan oleh Bumi tidak statis, melainkan dinamis. Medan tersebut ada di sekitar bumi dan medan gaya yang dihasilkan bersifat kontinu. Sebagai makhluk yang dilengkapi oleh sistem pendeteksi medan magnet, burung menggunakan gejala alam ini pada pola kehidupan migrasi mereka. Dengan memanfaatkan medan magnet bumi, beberapa jenis burung tidak akan pernah tersesat ketika bermigrasi dari daerah utara ke selatan. Medan magnet ini lah yang diproses oleh otak burung dan dijadikan rambu-rambu untuk menentukan posisi.

Namun, dengan begitu banyaknya alat-alat elektronik yang diciptakan oleh manusia, tercipta sebuah anomali magnetik yang berdampak pada kehidupan burung. Dalam situsnya, scientificamerican.com menuliskan bahwa beberapa penelitian tentang migrasi burung menggunakan medan magnet bumi mengalami perubahan. Henrik Mouritsen membenarkan persoalan ini, ia mendapatkan bahwa sistem navigasi burung dipengaruhi oleh kegaduhan (noise) elektromagnetik. Sistem navigasi burung terganggu dengan adanya kegaduhan tersebut sehingga sulit menentukan tujuan.

Penemuan yang dilakukan Mouritsen dilandasi atas pola migrasi European Robins (Erithacus rubecula). Ia memodelkan noise elektromagnetik dengan rentang 50 kHz sampai 5 MHz yang merupakan rentang yang digunakan oleh transmisi radio AM. Percobaan ini dilakukan pada sebuah pondok kayu yang dilapisi oleh almunium untuk mengurangi intensitas noise dari luar. Percobaan yang dilakukan memperlihatkan ketika arus listrik diputus dan alumunium dilepas dan noise elektromagnetik dihidupkan, burung tersebut mengalami disorientasi tujuan yang berarti mereka sulit untuk menemukan arah terbang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa, apabila terjadi perubahan signifikan terhadap migrasi hewan, efek apa yang akan dihasilkan pada makhluk hidup lain?



Posting Komentar

 
Top