Oleh Krisna Savindo
Dalam kehidupan keseharin kita sering mengalami perlakuan-perlakuan dari orang lain, baik dari orang yang terdekat maupun orang yang tidak kita kenal sama sekali, perlakuan tersebut sering pula membuat kita tidak nyaman. Terkadang ketidaknyamanan atas perlakuan-perlakuan tersebut sering membuat kita sangat tidak dapat menerimanya, adanya perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut salah satunya adalah etika. Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi. Maka dari itu etika sangat berkenaan terhadap sikap dan prilaku seorang manusia kepada manusia lainnya.
Dalam berkehidupan sebagai makhluk sosial ada sebuah Aturan Emas yang berlaku, aturan tersebut adalah suatu prinsip yang dikenal dengan Prinsip Resiprositas. Prinsip Resiprositas sering digunakan dalam hubungan suata negara dengan negara lain dalam aspek ekonomi yang menjelaskan tentang perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara lain sebagai mitra dagangnya, kemudian perlakuan sebaliknya diberikan juga oleh mitra dagang negara tersebut.
Dalam hal yang lebih substansi prinsib resiprositas adalah : Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan, sekilas prinsip ini langsung membentuk dimensi horizontal "kita" dan "orang lain". Dimensi horizontal dalam prinsip ini idealnya banyak hal hal kebaikan yang terjadi sehingga, perlakuan yang baik satu sama lain akan mampu melahirkan kedamaian dan kebersahajaan dalam sosial masyarakat. Namun anehnya kita juga jarang mau memperlakukan orang lain sebagai mana kita ingin diperlakukan.
Belum lagi selesai permasalahan pada dimensi horizontal, harus disadari pada saat ini sudah semestinya bahwa prinsip resiprositas juga mempunyai dimensi vertikal. Dimensi Vertikal dari prinsip ini adalah : Perlakukanlah generasi selanjutnya sebagaimana engkau telah diperlakukan oleh generasi sebelummu. Namun prinsip vertikal ini sering disalah artikan oleh beberapa orang, mereka mengartikannya menjadi suatu yang berkesan balas dendam, ketika mereka pernah diperlakukan kasar dalam mendidik oleh generasi sebelumnya maka kecendrungan kedepannya mereka juga melakukan hal yang sama. Beberapa hal yang tampak disini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahun tentang mendidik, atu juga dapat disebabkan oleh rasa benci akibat tidak dapat menerima perlakuan sebelumnya.
Namun subtansi yang lebih tepat dari prinsip ini adalah, Perlakukanlam mereka sebagai mana anda ingin diperlakukan atau perlakukan generasi selanjutnya sebagai mana yang kita harapkan jika mereka menjadi generasi sebelum kita. Sesederhana itu semestinya. Cintailah tetangga seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Dan itu tentu saja harus mencakup tetangga generasi atau generasi selanjutnya. Tentunya ini juga harus melingkupi seluruh makhluk yang akan hidup sesuadah kita.
tentang kehidupan yang harus dipahami adalah, bahwa umat manusia di Bumi ini tidak hidup secara bersamaan. Tidak hidup hanya dalam satu kurun waktu. Keberadaan kita saat ini menjadi salahsatu pernyataan telah hidup umat manusia sebelum kita, lalu kita yang hidup saat ini, dan generasi selanjutnya yang akan hidup sesudah kita. Mereka yang hidup sesudah kita harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Kita harus memperlakukan mereka seperti perlakuan yang kita harapkan dari mereka jika saja mereka hidup di planet ini sebelum kita.
Dalam hal ini dapat menjelaskan dari satu kesatuan tersebut adalah, cakupan keseluruhan bentuk perlakuan. Jadi kita tidak boleh mewariskan bumi yang lebih buruk dari pada saat kita tinggali. Seperti Membuat jumlah ikan di laut yang lebih sedikit. Air minum yang lebih sedikit. Makanan yang lebih sedikit. Hutan tropis yang lebih sedikit. Alam pegunungan yang alami lebih sedikit. terumbu karang yang lebih sedikit. Gunung es dan jalur ski yang lebih sedikit. Serta tentang Keindaan yang lebih sedikit. keajaiban yang lebih sedikit. kemualian dan kebahagiaan yang lebih sedikit.
Sebagai umat manusia yang memiliki eksistensi pada saat ini, sudah seharusnya kita dapat menjaga segala sesuatunya untuk generasi selanjutnya sebagai mana kebalikan dari hal hal yang lebih sedikit tadi. Jika hari ini kita berfikir seharusnya generasi sebelumnya dapat mendidik kita lebih baik lagi, maka lakukanlah yang lebih baik dalam mendidik generasi selanjutnya. Untuk menjaga nilai-nilai yang ada dalam tatanan sosial bermasyarakat, agar cerdas dan bijak dalam memberi perlakuan kepada segala yanga ada di Bumi ini.
Posting Komentar